MAKALAH
TENTANG PEMIKIRAN DAN KARYA AL KHAWARIZMI
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak
fakta yang kini menjadi tabu dalam dunia matematika. Eksistensi matematikawan
muslim seolah hanya dianggap sebagai isu belaka. Padahal, jika kita menelik kembali
sejarah, kiprah matematikawan muslim tidak sepantasnya dipandang sebelah mata.
Hal ini karena penemuan-penemuan mereka jauh lebih dulu ditemukan mendominasi
perkembangan ilmu matematika bila dibandingkan dengan
matematikawan barat. Sebagai
umat muslim, kita pun sudah sepantasnya untuk menghargai jasa-jasa
matematikawan muslim tersebut. Apalagi di zaman yang didominasi oleh
budaya-budaya barat yang kian marak di dunia. Oleh karena itu, kita perlu terus
menguak fakta dan turut mempertahankan fakta tersebut.
Sebagai
umat muslim kita pun sudah sepantasnya untuk menghargai jasa-jasa matematikawan
muslim tersebut. Apalagi di zaman yang modern dan telah terdominasi oleh budaya-budaya
barat yang kian marak dan
menyebar khusunya di Indonesia dan pada umumnya di
dunia. Oleh karena itu, kita perlu terus mengungkap fakta dan turut
mempertahankan fakta tersebut.
Oleh karena itu, kami sebagai penulis
akan sedikit memberikan penjelasan pemaparan dan sedikit informasi tentang matematikawan yakni Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi sebagai bapak aljabar
dengan beberapa karya-karyanya. Maka perlu diketahui oleh setiap muslim
bagaimana biografi AL Khawarizmi? Apa pemikirannya? Apa saja karya-karyanya?
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini penulis akan sedikit memaparkan tentang beberapa
hal yang berkaitan dengan , diantaranya:
1. Bagaimana Biografi dan
Pemikiran AL Khawarizmi?
2. Apa saja karya-karya Al
Khawarizmi?
C. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, serta untuk
menambah pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Selain itu makalah ini juga bertujuan memberikan sedikit informasi kepada para
pembaca agar mengetahui siapa, apa dan bagaimana pemikiran dan karya-karya Al
Kharizmi. Setelah membaca makalah ini diharapkan para membaca dapat
memahami dan dapat menyimpulkan tentang Pemikiran dan karya-karya Al
khawarizmi ini.
BAB II. PEMBAHASAN/ISI
A.
BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN AL
KHAWARIZMI
Al-Khawarizmi adalah salah
satu ilmuwan termasyhur di Arab dan di dunia pendidikan yang karya-karyanya
memiliki pengaruh signifikan terhadap ilmu matematika dan ilmu astronomi.dalam
hubungan ini, Al do Mili berkata: “jika kita merujuk pada ilmu matematika dan
astronomi, kita akan menemukan sarjana tingkat atas masa permulaan, seperti Abu
Abdullah Mohammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi yang amat termasyhur.
Al Khawarizmi adalah
seorang sarjana besar di antara sarjana masyhur pada masanya dan mempunyai jasa
mengenalkan sistem penomoran india yang bermanfaat untuk bangsa Arab dan dunia
Barat[1].
Nama sebenarnya
al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain itu beliau dikenali
sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi telah dikanali di Barat sebagai
al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi
dan beberapa cara ejaan lagi. Beliaulah yang menemukan Al Jabru wal Mukobala.
(penjabaran dan penyelesaian). Di nama latinkan menjadi Aljabar.
Beliau
telah dilahirkan di Bukhara. Pada tahun
780-850M adalah zaman kegemilangan al-Khawarizmi. al-Khawarizmi telah wafat antara tahun 220
dan 230M. Ada yang mengatakan
al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9M. Sumber lain menegaskan beliau di Khawarism,
Usbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal tahun 266H/850M di Baghdad.
Al-Khawarizmi dikenal dengan teori Algoritmanya. Selain
itu, ia juga menciptakan teori matematika lain. Misalnya, Aljabar, yang disebut
matematika ilmu Hitung. Pada waktu itu seseorang tidak bisa di sebut sebagai
ahli matematika jika tidak mampu menganalisa karya ilmiah para ahli matematika
dulu. al-Khawarizmi juga menghasilkan dibidang astronomi, ia membuat sebuah
tabel khusus yang mengelompokan ilmu perbintangan Itu. Pada awal Abad XII,
sejumlah karya al-Khawarizmi diterjemahkan dalam bahasa latin aleh Adelard Of
Bal dan Gerard Of Cremona. Beberapa Universitas di Eropa menggunakan buku karya
al-Khawarizmi sebagai bahan acuan dan buku tugas pelajaran untuk para Mahasiswa
hingga memasuki pertengahan abad ke XVI. al-Khawarizmi meninggal dunia pada
tahun 850[2].
Meskipun
al-Khawarizmi dilujuki sebagai bapak aljabar, beliau bukanlah satu-satunya
orang yang mengembangkan aljabar. Menurut sejarah, konsep aljabar telah ada
sebelum al-Khawarizmi, yakni oleh Diophantus dari Yunani. Akan tetapi, saat itu
belum dinamai aljabar dan masih banyak kesalahan serta belum dikembangkan,
hanya sebatas konsep berpikir saja. Selanjutnya, al-Khawarizmi mengembangkan
konsep berpikir tersebut dan menyajikan dalam bentuk baru dengan
teorema-teorema yang lebih kompleks.
Di
bidang ilmu ukur, al-Khawarizmi juga dikenal sebagai peletak rumus ilmu ukur
dan penyusun daftar logaritma serta hitungan desimal. Namun, beberapa sarjana
matematika Barat, seperti John Napier (1550–1617) dan Simon Stevin (1548–1620),
menganggap penemuan itu merupakan hasil pemikiran mereka. Tidak lain hal ini
dikarenakan ilmuwan barat lebih dapat menguasai dalam penyebaran ilmu sains.
Banyak
fakta lain yang sebenarnya dapat menjadi bukti eksistensi matematikawan muslim
terutama al-Khawarizmi dalam ilmu matematika. Namun sekali lagi, kekuasaan
orang-orang barat menenggelamkan eksistensi tersebut. Meskipun demikian,
sebagian ilmuwan muslim tetap berusaha bersikeras untuk mempertahankan fakta eksistensi
matematikawan muslim.
Semasa
hidupnya, Al-Khawarizmi telah menyumbangkan banyak hal yang sangat urgen bagi
kelangsungan hidup ilmu matematika. Beliaulah yang telah memperkenalkan angka
nol (0), dan menggunakannya sebagai basis baru dalam perhitungan. Yang kemudian
orang-orang barat baru menggunakan angka nol sekitar dua abad kemudian. Selain
itu, beliau juga menemukan rumus sin, cos, dan tan dalam dunia trigonometri.
Dalam
dunia aljabar, beliau dikenal sebagai bapak aljabar karena temuan-temuan beliau
yang luar biasa dalam bidang aljabar. Aljabar diambil dari kata depan judul
buku yang dikarangnya, yaitu al-Jabr wa al-Muqabilah. Dalam buku ini, ia
merumuskan dan menjelaskan secara detail Tabel Trigonometri. Tak hanya itu,
buku tersebut juga memperkenalkan sejumlah Teori Kalkulus Dasar. Kehebatan
al-Khawarizmi lainnya adalah ia tidak hanya mampu mengenali suatu hal sebagai
subyek, tapi juga mampu menyelesaikan masalah yang ada dalam subyek tersebut.
Atas kontribusinya itu, al-Khawarizmi dianggap sebagai tokoh paling penting
dalam sejarah perkembangan ilmu Matematika, terutama Aljabar. Dia adalah
ilmuwan muslim pertama yang terkenal di bidang ini.[3]
Hampir
sebagian besar kesuksesan yang dicapai al-Khwarizmi, seperti tulisan tentang
astronomi dan aljabar didedikasikan untuk al-Ma’mun. Di pihak lain, Khalifah
yang dikenal juga seorang ilmuan tokoh pengetahuan dan sahabat al-Khwarizmi ini
memberikan perhatian pada karya al-Khwarizmi dan memberikan berbagai
penghargaan[4].
Tambahan
terhadap kontribusi kemasyhurannya dalam ilmu aritmatika, yaitu inovasi al-kawarizmi
dalam bidang astronomi dan pengembangan penelitian dalam ilmu trigonometri
serta pengembangan ephemerides yang
mempunyai pengaruh sangat besar kepada pengembangan table-tabel lain terhadap
orang arab kemudian. Kontribusi keilmua lainnya dari Al-Khawarizmi adalah
membawa peningkatan terhadap pandangan Ptolomeus tentang ilmu geografi seperti
pada petanya[5].
Al-Khwarizmi kemungkinan
besar adalah satu-satunya ahli astronomi yang diikutsertakan dalam proyek
pimpinan al-Ma’mun untuk mengukur panjang satu derajat lingkar bumi sepanjang
garis busur. Sejak dia mengetahui bahwa bumi berbentuk seperti bola, suatu
nilai yang akurat untuk mengetahui lingkar bumi telah dicapai, yaitu panjang
satu derajat dikalikan dengan 360.
Sebagai “Bapak Ilmu
Pengetahuan Aljabar” dia menulis buku berjudul Algebra, yang kemudian
diklasifikasi oleh para sejarawan matematika sebagai Dasar-dasar Pengetahuan
Matematika. Al-Khwarizmi adalah orang yang pertama kali memperkenalkan ilmu
aljabar dalam suatu bentuk dasar yang dapat diterapkan dalam hidup sehari-hari.
Hal ini berbeda dengan konsep aljabar Diophantus yang lebih cenderung
menggunakan aljabar untuk aplikasi teori-teori bilangan. Penamaan tersebut
bukan berasal dari tulisan karya Al-Khwarizmi dan bukan “Aritmatika” yang
merupakan tulisan Diophantus. Para ahli ilmu pasti kuno (termasuk Yunani) mempertimbangkan
bilangan sebagai suatu besaran. Ini terjadi ketika Al-Khwarizmi memberi
pemahaman angka sebagai sebuah hubungan murni di era modern dimana ilmu
pengetahuan aljabar salah satu bagiannya.
Pengaruh lain yang berkait
dengan ilmu matematika adalah suku kata ”algoritm” yang dikonotasi sebagai
sebuah prosedur baku dalam menghitung sesuatu. Kata ini berasal dari perubahan
versi Al-Khwarizmi ke versi Latin ‘algorismi’, ‘algorism’ dan akhirnya menjadi
’algorithm’. Angka yang tertera dalam setiap halaman tulisan adalah salah satu
bukti peran Al-Khwarizmi dalam aritmatika. Tulisan aritmatika berbahasa Arab
yang pertama kali diterjemah ke bahasa Latin berperan penting dalam
perkembangan bilangan Arab dan sistem bilangan yang diterapkan saat ini. Bahwa
penggunaan sistem bilangan Arab dan notasi penulisan basis sepuluh, telah
diperkenalkan oleh Al-Khwarizmi, dapat dikatakan sebagai suatu revolusi
perhitungan di abad pertengahan bagi bangsa Eropa.
B.
KARYA-KARYA AL KHAWARIZMI
1.
Aritmatika
Karya aritmatika Al-Khwarizmi
berjudul “Kitab al-jam wa’l-tafriq bi-hisab al-Hid (Book of Addition and
Subtraction by the Method of Calculation) kemungkinan ditulis setelah
mengerjakan Algebra. Edisi bahasa Arab telah hilang, tapi versi Latin ditemukan
tahun 1857 di perpustakaan Universitas Cambridge, diyakini merupakan karya
Al-Khwarizmi yang diterjemahkan Adelard of Bath pada abad XII. Buku ini
diterbitkan oleh B. Boncompagni dengan judul Algoritmi de numero indorum (Roma,
1857) dan lalu oleh Kurt Vogel dengan judul Mohammed ibn Musa Alchwarizmi’s
Algorithmus (Aalen, 1963). Karya ini dikenal pelajaran pertama yang ditulis
dengan menggunakan sistem bilangan desimal, merupakan titik awal pengembangan
matematika dan sains. Pelajar di Eropa mengaitkan Al-Khwarizmi dengan ‘new aritmetic’
yang akhirnya menjadi basis notasi angka, dimana penulisan angka Arab dikenal
dengan istilah ’algorism’ atau ’algorithm’.
Hasil karya Al-Khwarizmi
menjadi penting karena merupakan notasi pertama menggunakan basis angka Arab
dari 1 sampai 9,0 dan pola nilai-penempatan. Ini dilengkapi pula dengan
aturan-aturan yang diperlukan dalam bekerja denga menggunakan bilangan notasi
Arab dan penjelasan tentang empat basis operasi perhitungan, yaitu; penambahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian. Ini juga mengakomodir bentuk-bentuk
penulisan angka yang lazim digunakan, yaitu penulisan dengan enam digit desimal
dan penggunaan tanda akar.
Diantara serangkaian notasi
bilangan Arab yang diperkenalkan Al-Khwarizmi, tidak terlalu signifikan
dibanding notasi nol digit. Tanpa keberadaan bilangan nol tabel-tabel yang
memiliki kolom dalam satuan puluhan, ratusan dan selanjutnya diperlukan untuk
menempatkan satu satuan bilangan sesuai fungsinya. Notasi nol disimbolkan
dengan sebuah ruang kosong dalam satu rangkaian angka, bentuk lingkaran kecil
ini sebenarnya merupakan salah satu temuan matematika yang terbesar. Notasi nol
juga membuka jalan bagi konsep penulisan bentuk positif dan negatif dalam
aljabar.
2.
Aljabar
Buku “Kitab al-jam
wa’l-tafriq bi-hisab al-Hid” yang ditulis Al-Khwarizmi antara tahun 813- 833
berkait dengan teori persamaan linier dan kuadrat dengan satu variabel yang tak
diketahui sebagaimana dasar perhitungan yang terkait bilangan binominal dan
trinominal. Karya Al-Khwarizmi ini diyakini merupakan buku pertama dalam
sejarah dimana istilah aljabar muncul dalam konteks disiplin ilmu, lebih jauh
dipertegas dalam pembukaan, formulasi dan kosakata yang secara teknis adalah
kosakata baru.
Ilmu pengetahuan aljabar
sendiri merupakan penyempurnaan terhadap pengetahuan yang telah dicapai bangsa
Mesir dan Babylonia. Kedua bangsa ini telah memiliki catatan yang berhubungan
dengan masalah aritmatika aljabar dan geometri pada permulaan 2000 SM. Di dalam
Arithmatica of Diophantus tercatat tentang persamaan quadrat, namun belum
terbentuk secara sistematis, karena itu sebelum Al-Khwarizmi aljabar tak serius
dan sistematis dipelajari. Meski begitu terdapat perdebatan bahwa Al-Khwarizmi
berkiblat pada ilmu matematika Yunani, dan yang lain menyebut bangsa India dan
Babylonialah inspirator karya Al-Khwarizmi. Pertentangan opini itu tak mampu
membuktikan adanya hubungan antara karya Al-Khwarizmi dengan sumber-sumber yang
diperkirakan sebelumnya. Sejarawan matematika mengakui, bahwa mustahil jika
mereka ”… terfokus pada keaslian konsep dan model aljabar oleh Al-Khwarizmi,
yang tidak diangkat dari konsep aritmatika sebelumnya, juga bukan dari karya
Diophantus ”.
Bagian pertama tulisan
Al-Khwarizmi menekankan teori-teori yang berkait dengan subyeknya, memberi
penerangan terhadap terminologi penulisan dan konsep penulis. Bagian kedua,
penekanan pada prosedur normal yang mensahkan penggunaan perhitungan praktis
untuk direduksi dengan dasar-dasar aljabar. Bagian akhir berkenaan aplikasi
aljabar bidang perdagangan, penelitian lapangan, pengukuran geometri dan
aplikasi hukum waris Islam.
Dalam karya Algebra, ia
gunakan istilah jadhr (roo) yang berasal dari istilah radix / root, untuk
penekanan awal. Menurut David E. Smith, ide pencatuman kata ’akar’ dalam
istilah matematika karena awalnya selalu ditulis dalam tulisan Arab. Terjemah
edisi Latin menyebut radix sebagai istilah umum warisan peradaban Romawi yaitu
Latus. Radix (root) berasal dari kata jadhr dalam bahasa Arab, sedang Latus
(side) merupakan sisi dari suatu persegi geometri. Istilah ini tak memiliki
sinonim dalam bahasa Yunani, sebagai contoh, Diophantus menamakan suatu
kumpulan dengan istilah the number yang diartikan suatu kelompok besar dari
satu satuan. Al-Khwarizmi menggunakan istilah mal yang dimaksud adalah
pengganti square yang tak dapat diketahui meski terkadang digunakan untuk
pengganti istilah thing. Persamaan lain yang digunakan secara khusus adalah
istilah simple number yang disebut sebagai dirham.
Dengan menggunakan ketiga
istilah tersebut, Al-Khawarizmi memberikan pengertian prinsip-prinsip
bilangan dan memberikan solusi untuk menyelesaikan suatu operasi. Dalam
penerapannya, beliau memberikan 6 (enam)
aksioma,
yaitu
a.
Akar sama dengan bilangan
(bx = c).
b.
Mal sama dengan akar (ax2 =
bx).
c.
Mal sama dengan bilangan
(ax2 = c).
d.
Bilangan dan mal sama
dengan akar (c + ax2 = bx).
e.
Bilangan sama dengan akar
ditambah mal (c = bx + ax2).
f.
Mal dama dengan bilangan
ditambah akar (ax2 = c + bx).
Poin pertama dalam
persamaan dasar adalah membuat kelengkapan identifikasi terhadap kasus sederhana
pada tingkat pertama. Keenam persamaan tersebut menunjukkan bahwa Al-Khwarizmi
tidak mengenal keberadaan bialangan negatif atau bilangan nol sebagai suatu
koefisien. Jika diamati dari karyanya, dia tidak mencantumkan penandaan simbol
tetapi menjabarkan segalanya, termasuk bilangan-bilangan dalam bentuk
perkataan. Al-Khwarizmi mengenalkan bahwa terdapat dua hasil dari akar quadrat,
tetapi ia hanya menuliskan nilai positif, yang mungkin dapat menjadi hasil
irasional.
Al-Khwarizmi membuat aturan
(aljabar dan al-muqabalah) untuk menyelesaikan masing-masing dari keenam
persamaan dan memberi penjelasan lengkap untuk memperkecil persoalan terhadap
masing-masing bentuk persamaan. Dalam bahasa matematika, istilah aljabar
(pemulihan) lebih cenderung mengacu kepada pengertian suatu nilai positif,
seperti contoh di dalam aljabar:
x2
= 40x – 4x2 dapat diubah menjadi bentuk aljabar 5x2 = 40x
Contoh
lain dari buku Al-Khwarizmi adalah: 50 + x2 = 29 + 10x
Dengan
proses al-muqabalah, direduksi menjadi 21 + x2 = 10x.
Kedua operasi tersebut
digabungkan dengan operasi aritmatika seperti perkalian, penambahan,
pengurangan, dan pembagian dari bilangan nominal dan binominal sebagaimana
konsep dasar dari perhitungan konsep quadrat yaitu dapat menyelesaikan berbagai
masalah yang ada dalam karya Algebra Al-Khwarizmi. Selanjutnya dari buku
tersebut Al-Khwarizmi memberi contoh penyelesaian bentuk ketiga yang digabung
dengan persamaan quadrat, serta jenis persamaan yang berbeda dengan bantuan
angka-angka memakai ide keseimbangan permukaan.
- Pengaruh Karya Algebra
Ahli matematika pada masa
Al-Khwarizmi dan saat ini memberi opini tentang Algebra, antara lain Ibnu Turk,
Thabit ibn Qurra, al-Sidnani, Sinan ibn al-Fath, Abu Kamil dan Abu al-Wafa
al-Buzjani. Karya Algebra juga populer di Barat pada awal abad XII ketika para
pelajar Eropa mulai menerjemah dari bahasa Arab ke bahasa Lain, seperti
Johannes Hispalensis (fl.1140), Gherardo of Cremona (1114 – 1187), Adelard of
Bath (fl.1120) dan Robert of Chester (fl.1150).
Robert Bacon (1214 – 1294) dan
Vincent de Beauvais (sekitar 1275) menjadikan karya Al-Khwarizmi sebagai
referensi dan mengambil beberapa istilah yang ditemukan di buku itu, demikian
pula Albertus Magnus (1208 – 1280) mengacu tabel yang ditulis Al-Khwarizmi.
Sejarawan F. Woepcke menyebut bahwa Leonardo Fibonacci mengutip model
Al-Khwarizmi untuk contoh soal tapi sebagian dari kasus tersebut kemungkinan
berasal dari Abu Kamil, tokoh dimana Fibonacci mengutip sebagian masalah dalam
aljabar.
Buku Algebra memberi kesan
mendalam pada karya Regiomontanus (1436 – 1476), tidak saja mengacu pada akar
quadrat (ars rei et census) tetapi juga menggunakan teknik pengungkapan
tertentu; ’restaurare defactus’ sebagai suatu contoh, dengan cara sama yang
persis dengan pemahaman dalam aljabar. Karpinski mencantumkan, kopi naskah
Algebra yang ditampilkan dalam kumpulan tulisan Plimpton menyerupai tulisan
tangan dan pemakaian singkatan yang digunakan Regiomontanus (Johannes Mueller).
Bahwa pengarus karya Al-Khwarizmi sangat besar pada naskah negara-negara Barat
dan Latin yang terlihat pada format tulisan dasar-dasar aljabar yang dipelajari
di Eropa[6]
BAB III. PENUTUP
1. SIMPULAN
Sepeninggal
Al-Khwarizmi, keberadaan karyanya beralih kepada komunitas Islam termasuk cara
menjabarkan bilangan dalam metode perhitungan, bilangan pecahan; pengetahuan
aljabar yang merupakan suatu warisan untuk menyelesaikan persoalan perhitungan;
dan rumusan lebih akurat dari yang pernah ada sebelumnya.
Di
dunia Barat, ilmu matematika lebih banyak dipengaruhi oleh karya Al-Khwarizmi
dibanding karya penulis abad pertengahan. Masyarakat modern saat ini berhutang
budi pada Al-Khwarizmi dalam hal penggunaan bilangan Arab. Notasi penempatan
bilangan dengan basis 10, penggunaan bilangan irasional, dan diperkenalkannya
konsep aljabar modern membuatnya layak jadi figur penting dalam bidang
matematika di abad pertengahan. Sistem bilangan Arab yang diperkenalkannya
membawa perubahan dalam komposisi dan karakteristik matematika dan revolusi
proses perhitungan di abad pertengahan Eropa. Dengan penyatuan matematika
Yunani, Hindu dan mungkin Babylonia, teks aljabar merupakan salah satu karya
Islam di jagat dunia. Disamping itu kita juga tidak melupakan karyanya yang
lain, seperti huruf-huruf aljabar, algoritma, penemuan notasi angka nol, nilai
akar bilangan merupakan bukti peran Al-Khwarizmi mengembangkan pengetahuan
tentang perhitungan.
Banyak
fakta yang kini menjadi tabu dalam dunia matematika. Eksistensi matematikawan
muslim seolah hanya dianggap sebagai isu belaka. Padahal, jika kita menelik
kembali sejarah, kiprah matematikawan muslim tidak sepantasnya dipandang
sebelah mata. Hal ini karena penemuan-penemuan mereka jauh lebih dulu ditemukan
mendominasi perkembangan ilmu matematika bila dibandingkan dengan matematikawan barat. Sebagai umat muslim, kita pun sudah
sepantasnya untuk menghargai jasa-jasa matematikawan muslim tersebut. Apalagi
di zaman yang didominasi oleh budaya-budaya barat yang kian marak di dunia.
Oleh karena itu, kita perlu terus menguak fakta
dan turut mempertahankan fakta tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
El Ghrari, Halima,2005,”Para
Pelopor Peradaban Islam”,Sleman, Penerbit Matan.
Murti Ningsih,
Wahyu.2009. “Biografi Para Ilmuan Muslim ” Yogyakarta, Insan Madani.
Halim Fathani, Abdul. Ensiklopedi Matematika.(Yogyakarta:
Ar-Ruzz,2010)
http://hafez.wordpress.com/2008/03/14/seri-biografi-tokoh-islam-al-khawarizmi/
Mohamed Mohaini, Matematikawan
Muslim Terkemuka, Salemba Teknika, Jakarta, 1991:16-41).
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA : FATHUL KHOIR
TEMPAT LAHIR : SEMARANG
TANGGAL LAHIE : 24 JANUARI 1994
AGAMA : ISLAM
JENIS KELAMIN : L
GOL. DARAH : B
NAMA ORANG TUA
AYAH KANDUNG : SUYADI
IBU KANDUNG : SHOKHIFAH
ALAMAT : DK. KRASAK RT 04 RW 03
KELURAHAN ROWOSARI
KECAMATAN
TEMBALANG KOTA SEMARANG
RIWAYAT
PENDIDIKAN
·
SD/SEDERAJAT :
MI MIFTAHUL ULUM 02 TAHUN 2006
·
SLTP/SEDERAJAT :
MTs HUSNUL KHATIMAH TAHUN 2009
·
SLTA/SEDERAJAT :
MA HUSNUL KHATIMAH TAHUN 2012
0 komentar :
Posting Komentar